Tragedi kisruh di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang (1/10/2022) hingga saat ini menjadi sorotan publik. Kisruh yang bermula dari aksi turut lapangan oleh sebagian kecil suporter Arema Malang memancing aparat keamanan menggunakan gas air mata untuk mencegah kekisruhan semakin meluas.
Sayangnya penggunaaannya di pertandingan sepakbola tidak diperbolehkan oleh induk federasi sepakbola dunia (FIFA), karena dianggap berbahaya digunakan di lingkup area yang sempit. Terlepas dari latar belakang masalah dan kemungkinan adanya kesalahan prosedur penanganan massa oleh pihak keamanan, kita semua masih menantikan hasil investigasi secara lengkap untuk bisa mengomentari secara utuh.
Artikel ini akan berfokus membahas tentang apa itu gas air mata dan dampaknya bagi kesehatan orang terkena gas air mata. Yuk simak artikel ini sampai tuntas!
Apa Itu Gas Air Mata?
Gas air mata adalah senjata kimia yang terbentuk dari beberapa senyawa kimia, paling banyak kandungannya adalah Chloroacetophenone (CN) dan Chlorobenzylidenemalononitrile (CS). Gas air mata acap kali digunakan untuk membubarkan kerumunan massa yang rusuh di kegiatan demonstrasi.
Menilik kembali sejarahnya, gas ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Jerman pada akhir abad ke 19. Belakangan gas air mata digunakan sebagai senjata pada Perang Dunia I. Namun karena dianggap tidak efektif sebagai senjata mematikan, gas air mata akhirnya hanya digunakan oleh pasukan anti huru hara.
Dampak Jangka Pendek Gas Air Mata
Sewaktu terkena tear gas, dampak yang langsung terasa adalah mata menjadi perih, mata terasa seperti panas terbakar, iritasi, hingga penglihatan menjadi kabur. Selain itu dampak lain yang umumnya terasa selama 15 hingga 20 menit ini setelah terpapar adalah iritasi pada hidung, sulit bernafas, mual dan muntah. Medical News Today juga menambahkan dampak lainnya yaitu batuk dan iritasi kulit.
Dampak Jangka Panjang
Selain dampak jangka pendek yang langsung terasa adalah memberikan dampak jangka panjang yang berbahaya jika terpapar di dalam ruangan tertutup dan dengan dosis yang tinggi. Dampak yang dimaksud antara lain glaucoma atau kerusakan saraf mata, kebutaan, gagal nafas dan luka bakar kimia. Hal tersebut dapat terlihat pada korban di Stadion Kanjuruhan yang mengalami gagal nafas beberapa waktu setelah terkena.
Studi lainnya juga menyebutkan bahwa gas ini dapat menyebabkan cidera parah, cacat permanen hingga kematian. Semoga kekisruhan yang terjadi dapat menjadi pelajaran penting bagi semua pihak termasuk harus dijadikan evaluasi standar pengamanan oleh pihak kepolisiaan.
Cara Mengatasi Efeknya
Setelah membahas tentang dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh paparan gas air mata, penting untuk membahas bagaimana cara mengatasi efek dari paparan gas tersebut sesegera mungkin.
Mengutip dari berbagai sumber, langkah awal yang perlu dilakukan adalah menghilangkan kontaminasi dari gas air mata. Jika mengenai mata, bilas dengan air dan atau garam selama rentang waktu 10 hingga 20 menit.
Selanjutnya jika terjadi paparan pada pernafasan, pastikan korban segera dibawa ke tempat yang lapang agar dapat menghirup udara segar. Jika memungkinkan dapat juga menggunakan alat bantu pernafasan portable.
Paparan pada kulit juga perlu segera ditangani dengan bilasan air mengalir dan sabun. Air yang mengalir akan membantu menenangkan sensasi terbakar yang mengenai kulit sekaligus untuk menghilangkan kontaminasi partikel-partikel kimia.
Itulah pembahasan tentang apa itu gas air mata, dampak-dampaknya, dan cara penanganan cepat bagi yang terpapar. Semoga artikel ini dapat membantu. Nantikan artikel-artikel lainnya dari blog CariInformasi.
Tinggalkan Balasan